Friday, June 22, 2012

AQUILA Game Reserve - South Africa

Jika anda sedang berlibur di Capetown (Afika Selatan), dengan syarat masih ada sisa hari dan hampir semua tempat-tempat turis terbaik di Capetown sudah dikunjungi, dengan syarat lagi bahwa anda tidak sempat meluangkan 2 hari untuk pergi Safari ke Kruger Park, apalagi anda punya uang lebih untuk di buang-buang, maka boleh juga di perhitungkan tempat ini,  AQUILA Game Reserve.


The cottage


Luxury cottage


Aquila Game reserve ini adalah sebuah safari kecil-kecilan milik 

prifat di sebuah lahan sebesar 7500, lahan yang di kelilingi bukit-bukit layaknya di Afrika, dimana menyuguhkan pemandangan indah. Di Aquila Game reserve ini terdapat penginapan resort bermodel cottage. Membuat orang yang menginap merasakan keindahan alam Afrika dengan suguhan di otak bahwa mereka tidur di alam liar, dengan binatang-binatang liar disekitar nya, melainkan tidak sama sekali!

Aquila resort ini di kelilingi pagar berkawat dimana hewan-hewan yang hanya beberapa ekor saja itu tidak dapat masuk kedalam. Sebentar.... saya belum bercerita tentang hewan-hewan nya, mari bercerita tentang resort nya dulu. Resort ini mempunyai kamar-kamar yang luar biasa mahal, mempunyai restaurant dan kolam renang, cukup baik dan sangat bersih mengingat tempat ini memang jauh dari peradaban. Dalam satu cottage dapat memuat 2 sampai 4 orang, cottage-cottage yang katanya luxury karena saya sendiri belum pernah masuk jadi tidak tahu persis seperti apa didalamnya.





Untuk datang ke Aquila Safari ini anda harus membooking dulu sebelumnya, kami membooking lewat online, maka akan ada pilihan, apakah hanya safari saja, atau termasuk menginap. Kami memilih hanya safari paket saja, dimana paket tersebut sudah termasuk makan siang. Biaya untuk melakukan safari 4 jam dan makan siang ini untuk kami berempat, saya, suami dan anak-anak  sebesar $500 Amerika.

Perjalanan ke Aquila resort memakan waktu kira-kira 1.5 jam dari Capetown, untuk tiba disana jam 8 pagi, kami setidaknya harus sudah berangkat dari apartemen yang kami sewa jam 6 pagi. Sampai di resort ini yang resort nya berbentuk hut atau kubuh layaknya rumah-rumah khas Afrika, kami di beri refreshment drinks, ada minuman soda, juices, sampai sparkling wine dari South Africa.











Kami di beri waktu kira-kira setengah jam untuk istirahat dan menggunakan toilet sambil menimati keindahan resort. Kemudian ketika semua para tamu sudah berkumpul kami pun naik ke truk safari, pagi itu ada beberapa truk-truk yang penuh dengan pengunjung. Tidak pantas sebetulnya menyebut nya Safari, saya merasa dibohongi, buat Aquila ini cocoknya dinamakan Open air zoo. Lah wong binatang nya dikasih makan, ada pulak yang berkandang! Di salah satu lapangan ada sekelompok Rhyno atau kita sebut Badak bercula, yang sedang berjemur, semuanya tergeletak tidak bergerak, hanya bernafas saja.

Kemudian tak jauh dari situ ada kubangan air berisi beberapa Hyppo atau kuda nil yang sedang mandi. Kemudian truk melaju lagi ke area yg ada gajahnya, hanya ada dua ekor gajah afrika saja, itupun masih anak-anak, jadi ukurannya masih sama dengan gajah kita. Lalu truk tersebut berhenti untuk 'break' di satu area yang ada pohon-pohon disekitarnya jadi agak rindang, kami pun berhenti dan disuguhi lagi refreshment drinks. Setelah itu kami menuju ke arah lain dan melihat dari jauh dua ekor jerapah, saking jauhnya banyak orang yang tidak bisa melihat, saya saja yang sudah menggunakan lensa 300 mm masih susah dapat.

Di bawah ini adalah binatang-binatang (yang seharus nya hidup di alam liar) yang bisa anda lihat, Foto-foto zoom saya menggunakan lensa 300mm.



Dari sini kami menuju ke tempat dimana para Zebra ngumpul, ada juga burung ostrich dan kerbau, di tempat ini lah mereka diberi makan dengan tumpukan rumput segar. Jadi jelas saja zebranya gemuk-gemuk, wong dikasi makan! Kemudian kami meninggalakan area itu dan menuju area yang sedikit agak jauh dan dikelilingi pagar listrik!disitulah ada kandang singa, dan kami melihat 2 ekor singa jantan dan beberapa singa betina tergolek-golek, tidur, dan malas-malasan, disudut kadang saya melihat seonggok daging segar yang tak habis, kandang cheetah pun sama, para cheetah tertidyr pulas, sungguh kecewa melihat nya, ngapain jauh-jauh datang ke afrika, di taman safari juga saya bisa lihat yang beginian, semua binatang yang ada disini pemalas! Persis di kebun binatang, tergolek-golek dan tertidur! Lari saja mungkin mereka tak mampu.












Tentu saja penonton kecewa, kami membayar $500 untuk pergi ke kebun binatang, dan kembali ke resort untuk makan siang ala buffet, menu nya menu Afrika, terdiri dari beberapa jenis salad dan sayuran, nasi dan lauk pauk, dan rasa hmmmm, lumayan, tidak ada istimewa nya, apalagi jika sedang lapar dari melihat binatang selama 2 jam! Lebih enak lagi makan nasi padang! Kalo makan di warung padang sudah berapa kampung bisa diajak? Hahahahhah Jadi comment terakhir, Aquila ini sangat mahal dan tidak worth it!

Saturday, June 16, 2012

Sultanate of Oman (Kesultanan Oman)

Banyak pembicaraan seperti ini terjadi kepada penghuni kota Muscat - Oman.

"Sekarang tinggal dimana?'
"Muscat"
'What? Moscow?'
'No, Muscat in Oman'
'Amman?'
'...............



 Al Mughsayl Beach - Salalah - Dhofar (Oman)



Memang banyak yang tidak tahu tentang Muscat atau 
Oman. Saya saja tidak tahu Oman sampai saya betul-betul menginjak tanah nya. Harus diakui bahwa Oman adalah negara paling indah di Arab, paling hijau. Oman memiliki pantai-pantai yang indah, panjang dan berpasir putih, memiliki pemandangan spektakuler pegunungan-pegunungan batu raksasa, yang mengalir berliku-liku wadi-wadi (sungai-sungai) bagaikan ular diantara nya, wadi-wadi berair jernih transparant bagaikan kristal, padang pasir yang tak kalah dari padang pasir negara arab lainnya, kota Muscat yang kecil dan indah, aman dan ramah, membuat sulit untuk melupakan Oman jika sudah menginjak tanah nya.


Oman yang bernama resmi Kesultanan Oman dan dipimpin oleh seorang Sultan yang dicintai oleh rakyat Oman, Sultan Qaboos bin Said Al Said,  berbatasan darat dengan Uni Arab Emirat, Arab Saudi dan Yaman. Oman terletak di Pesisir Laut yaitu laut Arab di tenggara dan Teluk Oman di timur-laut. Bagian dari negara Oman juga yaitu Enklave Mahda dan Musandam dikelilingi oleh UEA di perbatasan daratnya, dengan Selat Hormuz dan Teluk Oman membentuk perbatasan pantai Musandam.




Muscat



Nizwa

Bahasa sehari-hari penduduk lokal adalah Arab tetapi bahasa Inggris dijumpai dimana-mana. Walau penduduk lokal 100% beragama Islam, Oman adalah salah satu negara Arab yang paling kuat toleransi beragamanya. Beberapa hotel bintang 5 pun dapat dijumpai di kota Muscat dan Salalah (1000km dari Oman dan berbatasan dengan Yaman). Club-club juga ada di setiap hotel-hotel, baik hotel berbintang maupun tidak.



Sawady Beach


Sunset at Shifa beach



Khareej (rain) season in Salalah






Oman adalah salah satu negara paling 
berkembang dan paling stabil di dunia Arab yang kaya dengan hasil minyaknya yang bertumpah ruah, bayangkan negara yang penduduk lokal nya hanya 2 juta orang saja dan sekitar 800.000 orang asing ini memiliki minyak yang meluap-luap dari dasar tanahnya. Tak heran jika di temui banyak konstruksi-konstruksi megah di negara ini.



Sultan Qaboos Grand Mosque - Muscat


Muttrah - Muscat



Al Bustan Palace


Walau iklim Oman sungguh tragis pada saat musim panas, dimana Juni adalah saat dimana Oman memiliki suhu paling panas hingga melebihi 50 derajat celcius, tapi musim dinginnya adalah bagaikan surga, saat Oman tak terlalu panas akan ditemukan semua penduduk Oman akan melakukan camping di wadi-wadi, terjun dan mandi di kolam-kolam Wadi yang transparant,  atau berenang dan sun bathing di pantai, atau sekedar piknik atau offroad di padang pasir nya, offroad di wadi-wadi sampai batuan terjal, menikmati sunset di pantai atau padang pasir sambil Barbeque.

Saya dan keluarga tiba di Oman bulan Desember 2010, dan detik, menit, jam dan hari-hari selama 2.5 tahun di Muscat terasa nikmat. Kenangan-kenangan tentang Oman yang seperti mimpi indah tak akan bisa terlupakan, berharap suatu hari nanti akan menginjak lagi tanah nya....





Wadi Bani Khalid



PDO beach

*Untuk membaca kisah-kisah tentang Oman lebih lanjut, silahkan klik kolom 'OMAN' di list negara2 di sebelah kanan.

Thursday, June 7, 2012

Desa Bena, peninggalan nenek moyang yg masih tersisa



Desa Bena tampak dari atas perbukitan. (lens 300mm)

Untuk kesekian kali nya saya jatuh cinta, jatuh cinta pada desa Bena, kampung adat yang masih tersisa di Flores, hanya satu dari dua atau tiga saja mungkin. Desa Bena terletak di sebelah selatan kota Bajawa kabupaten Ngada - Flores. Desa yang berada di dekat gunung Inerie dan dilingkari oleh pegunungan-pegunungan disekitar nya, satu-satunya kampung yang berada disana. Untuk menuju ke kampung ini kami harus menmpuh jalan meliuk-liuk keatas gunung, di suguhkan pemandangan yang indah bagaikan lukisan.




BENA VILLAGE


Ada 9 suku di desa Bena ini, awal nya malah hanya satu suku saja, suku Ngada adalah suku asli desa ini, sampai akhirnya terjadi perkawinan dengan suku lain hingga kini terdapat 9 suku di desa ini. Saya (dengan bangga) ditemani salah satu kepala suku untuk berkeliling kampung Bena dan mendengarkan penjelasan beliau tentang sejarah kampung Bena. Hanya ada sekitar 20 an rumah berbaris membentuk letter U. Mengelilingi halaman besar yang berisikan kuburan-kuburan, baik yang umur nya sudah tua maupun yang baru, terdapat juga kubuh-kubuh berukir yang dipakai untuk acara pesta adat.



Penduduk desa Bena menenun kain dan di jual di depan rumah-rumah mereka



Uniknya desa Bena ini yaitu mereka masih menjaga turunan leluhur nya, yang terlihat dari bangunan Megalitik berupa susunan batu-batuan ceper disusun secara vertikal, beliau menjelaskan itu adalah kuburan leluhur mereka yang sudah berumur ribuan tahun, sampai keadaan rumah-rumah nya masih unik, terbuat dari alang-alang, kayu dan bambu. Pak kepala suku menceritakan tentang arti-arti pahatan-pahatan kayu yang terukir di seluruh bangunan desa Bena, payung sebagai simbol laki-laki, dan rumah sebagai simbol perempuan. Di beberapa atap rumah terlihat hiasan  boneka yang memegang anak panah yang merupakan simbol bahwa rumah tersebut adalah milik dari keluarga garis laki - laki penduduk asli kampung ini, yaitu Suku Ngada. Sedangkan rumah yang dihiasi rumah - rumahan kecil di atas atapnya, merupakan simbol bahwa rumah tersebut milik dari keluarga garis perempuan suku asli.




Batu Megalitik, kuburan leluhur







Kelapa kopra

Penduduk desa yang sangat kecil ini hidup dalam kerukunan dan kekeluargaan. Penduduk perempuan membuat kain kain tenun dengan tangan di depan rumah masing-masing dan digantung2 di depan rumah - rumah, berharap turis membeli nya, kain-kain ini tidak mahal, kain yang kecil untuk syal hanya 50 ribu rupiah, dan mereka tidak berteriak-teriak memanggil-manggil pembeli seperti yang biasa terjadi di Bali, sehingga turis merasa terganggu, jika di beli sukuurrr kalo ngga juga ngga apa2, begitu kayaknya motto nya. Walaupun penduduk masih mempercayai roh leluhur nya mereka mulai mempelajari agama Katholik yang di pimpin oleh seorang pendeta yang datang dari Bajawa beberapa waktu sekali.






Sang bapak kepala suku mengatakan betapa sedih nya membayangkan bahwa desa Bena mungkin tidak akan bertahan lama mengingat generasi baru kampung tersebut mulai tidak perduli lagi dengan adat istiadat Bena, generasi baru sudah sekolah di luar dan tidak mau tinggal di kampung Bena. Sungguh tragis rasanya jika desa Bena benar2 akan hilang.. Pak kepala suku bertanya dimana saya tinggal, ketika saya bilang Angola beliau mengambil Globe dari plastik yang digantung di depan rumah pos paling ujung desa, beliau ingin saya menunjuk di bola tsb dimana letak Angola. Beliau pun menuliskan alamat lengkap untuk saya kirim kartu pos dari Angola. Sungguh manis....