Friday, July 22, 2011

Mendarat di tanah AFRIKA

  Perjalanan yang kami tempuh kali ini sangat melelahkan, bayangkan.... dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia dari Medan - Jakarta, lalu transit di Jakarta selama 4 jam, kemudian lanjut dengan maskapai Emirates Jakarta - Dubai selama 8 jam, transit kembali di Dubai sekitar 6 jam lalu direct Dubai - Luanda (Angola) masih dengan Emirates selama 8 jam terbang lagi.



Downtown Luanda



Downtown Luanda


Ketika pesawat hampir posisi landing aku melihat ke jendela, dimana buat gue kali ini adalah untuk yg pertama kali nya mengunjungi benua hitam ini, dibawah sana terlihat dataran tanah nya yang agak kering, berwarna kecoklatan kemerah-merahan dari atas. Republik Angola adalah sebuah negara yang terletak di Afrika bagian barat daya yang berbatasan dengan NAmibia, Congo, Zambia dan samudera Atlantik, Cabinda.



Saat pertama landing, satu hal yg gue sadari banyak penjual-penjual di jalanan, kebanyakan perempuan mengangkat barang-barang jualan di kepala.




Hari itu adalah hari pertama kami untuk memulai hidup baru kembali, setelah tinggal di Oman selama 2 setengah tahun, gue cukup bersemangat untuk mencoba hidup di Luanda - Angola, karena tampak nya agak menantang lokasi kali ini. Walaupun proses untuk mendapat kan residen visa nya sangat lama dan berbelit-belit, dari surat kelakuan baik dr Polisi, medical check up record, surat ini surat itu yang semua nya harus di translate ke bahasa Portugis (bahasa nasional Angola), belum lagi kami semua harus di vaksin mulai dari yellow fever, tbc, meningtis dsb. Gue sendiri 5 suntikan dalam satu hari (!!!).



 Downtown Luanda




Antrian paspor kali ini adalah antrian terpanjang yang pernah gue alami seumur hidup gue, setelah passpor di stempel satu2, kemudian ada lagi antrian bagasi yg harus di scan satu2, belum lagi mereka mau buka bagasi2 yg mereka anggap perlu diperiksa. Sungguh melelahkan setelah kami terbang selama 24 jam dengan dua bocah-bocah kami itu, kami harus melalui semua antrian-antrian tsb, 2 jam kemudian kami keluar dari airport.


Downtown Luanda


Seorang pria Angola berkulit hitam sudah menunggu kami diluar yang ternyata adalah supir suamiku, namanya Alexandro, lucu juga mendengar nama-nama org2 hitam Angola ini bernada latin, mengingat mereka pernah dijajah Portugis dan mereka pun berbahasa Portugis sehari2 nya.  Ternyata selain org Angola disini juga banyak orang Portugis dan org Brazil.







Perjalanan dari airport menuju rumah tinggal kami sementara di selatan Luanda merupakan pemandangan yg sangat menarik, terutama di daerah yang bernama 'Samba', banyak org2 berdiri2 di jalan dengan baju bercorak warna warni, banyak penjual2 di pinggir jalan, dari sayuran, kacamata, bantal, toilet paper, sampai karpet pun ada, belum lagi model2 rambul para wanita nya yang lucu-lucu, tangan gue meraba-raba kamera, tapi mengurungkan niat untuk meraih D300-gue, karena sering mendengar Angola bukan lah negara yg cukup aman apalagi jika berada di jalan.



 Perumahan di daerah Talatona - Luanda Sul

Akhir nya dengan menggunakan kamera poket Lumix TZ10 gue pada saat mobil berjalan (dan menurunkan nya pada saat mobil berhenti krn takut malah di palak dgn memecahkan jendela), gue pun menjepret jepret seada nya. Ini lah beberapa foto yg jangan dilihat mutu nya, hanya sekedar mau menampil kan sedikit sisi dari daratan Luanda, ibukota negara Angola.